Bagiku, mimpi adalah suatu
rencana. Berawal dari harapan yang dibentuk menjadi resolusi dan diwujudkan
melalui tindakan. Inilah salah satu mimpiku yaitu berkeliling Jawa, bahkan Tuhan
memberikan lebih dari harapanku, road trip Jawa-Bali dan inilah kisahku.
Road trip, sepertinya tidak masuk
dalam list cara mewujudkan mimpiku untuk keliling Jawa, karena yang aku
pikirkan adalah solo traveling menggunakan kendaraan umum dan bertemu orang-orang
baru. Tetapi Tuhan memiliki rencananya sendiri dengan mewujudkan mimpiku
melalui cara yang lebih dari yang aku bayangkan, road trip is so much fun.
Menggunakan mobil Ford Escape milik teman, membuat perjalananku tidak terasa melelahkan karena temanku sangat lihai menghadapi berbagai medan perjalanan (jalanan horor). Si
buluk ini yang menemani perjalanan kami dari start Cilegon sampai Bali dengan
penuh perjuangan, kenapa Si Buluk? Karena mobil ini bener-bener buluk, selama
14 hari itu tidak pernah mendapatkan treatment kecuali air hujan.
Hari Pertama
 |
Rute pertama Cilegon-Jakarta Utara-Ciamis |
Di hari pertama, kami menuju
Ciamis dari Cilegon, kampung halaman yang sudah 9 tahun tidak pernah aku
kunjungi. Di hari pertama kami sudah dibuat nyasar dan mendaki gung lewati
lembah. Di hari pertama kami mempersiapkan barang yang akan dibawa dan membeli
sembako untuk dibagikan selama perjalanan – program sharing is caring.
 |
'Sharing is Caring' Program |
Hari Kedua
 |
Rute kedua Ciamis-Surabaya |
Hari kedua, kami memulai
perjalanan sekitar pukul 8 pagi dari Ciamis dan sampai pada pukul 11 malam di
Surabaya, kami memilih melewati jalan tol dan menginap selama 1 hari sembari
melakukan pengecekan mobil di bengkel dan kulineran.
 |
Lontong Kupang, Sate kerang, Lentho + es degan |
Hari Ketiga
 |
Surabaya-Bromo |
Hari ketiga, kami menuju Bromo
dan memilih untuk menginap di Villa terdekat dengan lokasi tujuan. Villa Djokorio
menjadi pilihan kami, villa yang nyaman dengan interior menarik dan dilengkapi café.
Kami sampai di villa sekitar pukul 9 malam dengan medan penjalanan yang aman
alias gak horor, udara yang dingin banget dan proses tawar menawar harga villa.
Hari Keempat
Hari keempat, kami explore Bromo
dengan memilih Djokorio open trip dengan biaya 550.000 sudah termasuk villa,
welcome drink, open trip (jeep, driver+tour guide), dan jika kalian butuh
dokumentasi selama di Bromo tinggal tambah 50.000. Rencana awal, kami akan sewa
motor trailer dengan harga 250.000 tapi hanya ada di daerah Malang, rencana B
kami akan sewa jeep dengan harga 800.000/mobil tetapi dengan berbagai
pertimbangan khususnya budget akhirnya kami memutuskan untuk open trip. Kami
berangkat menuju Bromo pada pukul 02.00 pagi dan pulang ke villa pukul 12.30 dan
ini beberapa spot yang kami kunjungi bersama open trip Djokorio selama di Bromo
Tengger Semeru;
Nah kalau kalian mau ke kawahnya, dari parkiran menuju tangga itu cukup jauh tapi kalian bisa berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit lalu melanjutkan manaiki 250 anak tangga atau bisa naik kuda dengan biaya 150.000 PP sampai batas pendakian.
*TIPS BANGET
Bawa jaket tebal sebelum perasaan
kalian membeku
Cek villa di sekitaran bromo
sekaligus pemberi sewa jeep atau open trip
Tawar harga villa ala anak
ekonomi biar sisanya bisa buat biaya resepsi
Hari kelima – Menuju Tumpak Sewu
 |
Bromo-Tumpak Sewu |
Kami melanjutkan perjalanan dari
Bromo menuju Tumpak Sewu di Kabupaten Lumajang pada sore sampai malam hari hari
kurang lebih sekitar 4 jam. Ini perjalanan yang santai menurutku, karena kami
selalu lama istirahat di penginapan dan sering mampir untuk sekedar ngopi,
maklum yang nyetir sendirian alias gak gantian. Perjalanan cukup aman tetapi
akan banyak truk-truk besar pembawa batu dan pasir jadi harus berhati-hati dan
kurangi kecepatan. Kami memilih homestay Pak Yanto dengan harga 250.000/kamar
include sarapan soto yang enak dan Pak Yanto yang sangat baik. Yanto homestay
ini tepat berada di depan pintu menuju air terjun Tumpak Sewu. Pukul 08.00
pagi, kami bersiap menuju air terjun Tumpak Sewu dengan tiket masuk
20.000/orang untuk 1 air terjun atau 30.000/orang untuk 4 air terjun dan jika
kalian memerlukan tour guide bisa hubungi Pak Yanto juga dengan biaya tourguide
200.000/trip. Kami memilih 4 air terjun dan tanpa tourguide, awalnya berpikir
kenapa harus pakai tourguide ‘Cuma’ untuk ke air terjun? Dan ternyata medannya
cukup sulit karena kita harus melewati tangga besi, bebatuan licin, nurunin air
terjunya dengan bantuan tali tambang saja dan menyebrangi sungai yang cukup
deras, tetapi semua perjuangan terbayarkan dengan ciptaan Tuhan yang sungguh
indah.






*TIPS BANGET
Pakai baju nyaman jangan so
canteek, kecantikan kalian akan terguyur aliran air
Pakai sandal anti licin agar
tidak terpeleset ke jurang penyesalan. Ingat pakai sandal jangan sepatu.
Lindungi semua barang elektronik
dengan segenap jiwa dan raga
Keep strong, jangan nangis.
Wajib banget minum es kelapa muda
setelah kalian selesai melewati ujian hidup
Anyway, Pak Yanto adalah sosok
yang baik banget, nama bapak akan abadi bersama seorang penulis, Pak. Selain
itu bapak penjual es kelapanya juga baik, karena beliau juga kami tau kalau
jalan menuju Ijen lewat Lumajang di tutup dan cerita-cerita Lumajang sampai
Semeru.
Hari keenam – Taman Nasiona
Baluran
 |
Rute Tumpak Sewu-Baluran saat akses lewat Lumajang ditutup |
Kami melanjutkan perjalanan
menuju Taman Nasional Baluran, perjalanan seharusnya dapat ditempuh hanya
sekitar 6 jam namun karena erupsi Gunung Semeru menghancurkan akses jembatan
menuju Lumajang, akhirnya kami harus memutar arah menuju Malang kembali, menuju
Probolinggo-Situbondo. Perjalanan dimulai pukul 13.00 dan tiba di Baluran
sekitar pukul 11.00. Kami memilih menginap di RedDoorz near Baluran NationalPark dengan biaya 200.000/kamar yang seharusnya include sarapan tetapi kami
tidak dapat sarapan dengan alasan tukang masaknya sakit. OK fine. Kelebihanya
adalah penginapan ini bersebelahan dengan pintu masuk Taman Nasional Baluran.
Perjalanan menuju Baluran ini agak sepi dengan jalanan gelap karena lewat
hutan-hutan, jadi buat kalian yang gak berani seperti kami yang melakukan
perjalanan malam hari, TOLONG jangan lakukan. Dan jalan menuju penginapanya pun
cukup horror, lewat kuburan lah, jangan ikuti arahan google maps ya, ikutin aja
petunjuk di jalanan menuju RedDoorz near Baluran National Park atau tanya
penduduk sekitar ‘yang masih terbangun di tengah malam’. Pagi hari kami menuju
Taman Nasional Baluran dengan tiket masuk 21.000/orang, kita akan mengelilingi
hutan-hutan sekitar 12 km dan melihat berbagai hewan di alam bebas seperti
monyet, rusa, dan jika kalian beruntung juga bisa menemukan banteng, kerbau
liar, babi hutan, macan tutul, kucing batu, kucing bakau, dan ajag. Selain itu
disana juga ada tebing serta pantai yang masih bersih dengan tiket masuk
12.000/orang.









*TIPS BANGET
Perjalanan menuju baluran di malam hari sepi
kayak room chat kamu, jadi lakukan perjalanan siang aja.
Cek keadaan kendaraan, jangan sampe mogok atau
ban bocor saat perjalanan, ini hutan bukan taman mini.
Bawa stok makanan atau makan sebelum sampai penginapan,
lapar adalah pemicu war.
Hari ketujuh – Kawah IJen
 |
Baluran-Ijen |
Lagi dan lagi, kami melakukan
perjalanan malam menuju ijen dan memilih menginap di Karona Berg café &
homestay yang lokasinya 1 menit jalan kaki dari pintu gerbang pendakian Ijen
dengan biaya 350.000/malam include sarapan. Kami sampai sekitar pukul 21.00 dan
bersiap untuk melakukan tracking menuju kawah ijen pada pukul 02.00. Tiket
masuk menuju kawah ijen hanya 7.500/orang dan parkir mobil 10.000/kendaraan. Gerbang
dibuka pukul 02.30 dan sampai di kawah pada pukul 04.30, jadi perjalanan santai
ini sekitar 2 jam dengan track tanjakan dan berkerikil.
*TIPS BANGET
Gak usah mandi selama di Kawasan
ijen, karena bauku dan baumu sudah sama. Canda shay! Kalian tau batu es? Itu
rasanya air disana pas kalian cuci muka
Pake double atau triple baju +
jaket, sarung tangan dan sepatu gunung, ingat kamu jomlo gak ada yang
memberikan kehangatan
Cari waktu yang tepat, karena
saat mendung kalian gak bisa lihat sunrise atau bluefire
Selalu tanyakan apakah dapat sarapan
saat di penginapan manapun, dan beri tahu jadwal kalian akan sarapan. Malu bertanya,
sesat di Ijen. (Karena di aplikasi booking hotel tidak diberitahukan mendapatkan sarapan, tetapi saat ditanya pasti diberikan sarapan)
Tetap semangat dan jangan nangis
walau ditinggal, karena jalan menuju kawah cuma satu, jadi gak perlu khawatir
tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpamu butiran debu
Hindari hari libur, karena
weekdays aja menurutku udah rame kayak hajatan.
(bersambung)
 |
Separuh perjalanan |
Ini baru separuh perjalanan, hari ke-8 sampai ke-14, TIPS, drama google maps selama Road trip, total biaya dan perbekalan akan dibahas
Di Itinerary 14 Hari Road Trip
Jawa-Bali dan Minim Biaya – My Dream My Adventure – Part 2
(DW)