Fashion, Travel and Social enthusiasms|

Fashion, Travel and Social enthusiasms|

Hijrah Fest: Semoga Setiap Tetes Air Mata Menjadi Pengingat

Starter kit from Hijrah Fest 2019
Hijrah adalah tentang bagaimana merangkak, berjalan lalu akhirnya berlari menuju ridhaNya. Bukan seberapa cepat, tapi seberapa kuat ia bertahan. Sederhananya, hijrah itu bagaimana kita, yang dulunya bandel dan berbuat maksiat, sekarang tidak ingin berbuat itu lagi. Banyak yg gagal tp jika berhenti berusaha malah mendatangkan sengsara tanpa henti. Bukankah perjalanan 1000 mil dimulai dengan langkah pertama. Mungkin langkah pertama akan terasa sulit, namun langkah selanjutnya akan lebih mudah, apalagi jika bersama-sama. Puncak hijrah adalah akhlaqul karimah. Baik dan bermanfaat bagi sesama dan alam.

Hijrah Fest 2019
HijrahFest digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat pada 24, 25, dan 26 Mei 2019, mengusung tema 'Unforgettable Hijrah', HijrahFest 2019 menyajikan puluhan agenda. Mulai dari belajar pengetahuan agama islam, sharing session artis hijrah, komunitas muslim, hingga ratusan produk muslim ada di HijrahFest 2019. Bagiku acara ini sangat menarik. Ada berbagai kajian Islam untuk anak muda yang akrab disebut generasi zaman milenial dari banyak ustaz. Hampir separuh hall JCC yang begitu luas itu ditutup karpet berwarna abu-abu. Main event ini adalah kajian dakwah, sehingga separuh venue dialokasikan untuk kegiatan itu. Bazar yang dihadirkan hanyalah pelengkap.

Hijrahfest menghadirkan :
PANGGUNG KAJIAN
EXHIBITION HIJRAHFEST
HALAL FOOD CORNER
KELAS HIJRAH
KONSULTASI ISLAMI
NUSSALAND (KIDZONE)
MOESLIM COMUNITY
FASHION SHOW (AKHWAT)
SHALAT BERJAMAH
QIYAMUL LAIL
BUKBER & SABER
MABIT
KULIAH SUBUH
DLL


Ada guru2 kesayangan jadi satu
@ustadzabdulsomad 
@ustadzadihidayat 
@buyayahya_albahjah
@haikalhassan_quote
@ustadwijayantoofficial
@oemar_mita 
@fatihkarim 
@felixsiauw 
@salimafillah 
@syekh.alijaber
@habibnovelalaydrus
Habib Muhammad @binanies
Habib Muhammad al Mutohar
@ahmadridwan83 
@handy.bonny
@ajobendri
@cahyoahmadirsyad
@luqmanulhakimashabul
@steven.indra.wibowo 
@zaitunrasmin_official
ust Usman Baco
ust Ummar Makka
@ayahkembar
ust fakhurozi
@muzammilhb 
@bahanan93 
@syakirdaulay

Dan temen-teman dari 
@kajianmusawarah
@hijrahhijabsquad .

Tahun ini juga hadir Muzzammil Hasballah, Salim Bahanan, Syakir Daulay, dan Ustaz Usman Baco sebagai Imam.

Unforgettable Hijrah
Seperti ada kupu-kupu beterbangan di hati, indah, sejuk dan damai. Perempuan-perempuan muda dalam balutan hijab berwarna-warni, tak sedikit yang berniqab rapat menghiasi pemandangan di ruangan luas itu.

Bangga, haru, bahagia, bercampur aduk saat memasuki pintu hall JCC. Betapa banya generasi muda yang bersemangat untuk mengikuti acara yang insyaallah diberkahi ini. Perjalanan pun dimulai.

Pintu masuk acara dipisahkan antara akhwat dan ikhwan. Seluruh Hall A dan Hall B yang kurang lebih luasnya 8.000 m2 ditutup karpet berwana abu-abu. Peserta harus melepas sepatu. Tas serut bertulis Hijrah Fest Ramadhan dibagikan di loket penukaran tiket untuk menyimpan alas kaki.

Pengunjung diharuskan melepaskan alas kaki saat memasuki area Hijrah Fest 2019 di JCC Senayan, Jakarta. Tak terkecuali panitia, tamu-tamu undangan bahkan Gubernur Anies Baswedan saat membuka acara sekalipun. Seluruh area Hijrah Fest merupakan area suci yang juga digunakan untuk shalat berjamaah. Sehingga di dalam area batas suci dilarang menggunakan alas kaki. Seluruh hall di Hijrah Fest pun ditutupi karpet berwarna abu-abu, sehingga memudahkan peserta melaksanakan shalat berjamaah. Sayangnya, jumlah pengunjung yang membludak tidak didukung dengan jumlah toilet yang disediakan. Tapi hal itu tidak mengurangi antusias pengunjung. Tidak ada pemandangan saling sikut saat mengantri atau wajah merengut tidak sabar karena antrian yang begitu panjang, semua sabar dan teratur bahkan saling menyapa dan tersenyum.
komunitas
 
Bazar
Memasuki hall A, saya disambut dengan berbagai tenant, komunitas dan sponsor acara. Hingga memasuki hall B, saya disambut dengan panggung super dimana ustaz sedang menyajikan kajian dan para peserta terlihat antusias. Kajian nonstop hingga waktu dzuhur, kami sholat dzuhur berjamaah begitu juga saat waktu ashar.

Menjelang waktu berbuka, pemandangan tak biasa terjadi. Tanpa banyak yang menyadari, panitia dan para volunteer telah mengatur area untuk ifthar jama’i. Di belakang area kajian. Plastik-plastik panjang dibentangkan. Ditaruh minuman salah satu sponsor dan kurma 3 biji yang dikemas dalam plastik kecil. Aktivitas ibadah di malam hari seperti tarawih dan itikaf juga dilaksanakan di acara HijrahFest tersebut.
 Shalat Tarawih diimami hafidz muda dan berlangsung sangat mengharu biru. Tak hanya bacaannya yang sangat tartil dan indah. Namun, pada beberapa ayat, terdengar isak tangisnya, yang membuat jamaah ikut sesenggukan.

Seperti saat sampai pada ayat, “Kullu nafsin dzaiqatul maut…” yang sempat diulangnya beberapa kali karena tersendat suara tangis. Kita diingatkan bahwa setiap yang berjiwa pasti akan mati. Entah hari ini, entah esok pagi, entah kapan waktu yang ditentukan. Disitulahh saya meneteskan air mata, entah kenapa hati ini lebih damai namun tangis tak terbendung hingga rakaat terakhir. 

Usai Tarawih, acara dilanjutkan dengan kajian. Lalu istirahat di ruangan yang telah disediakan. Pukul 02.00 dini hari, peserta dibangunkan untuk shalat Qiyamul Lail. Dilanjutkan makan sahur. Usai shalat Subuh dan kajian Subuh, acara selesai.

#BeraniHijrahBaik
Tidak hanya mengikuti kajian, masih banyak agenda yang disusun untuk acara ini. Ada juga komunitas dan lembaga filantrofi dengan bermacam kegiatan dakwah yang menarik ditawarkan. Tercatat 30 komunitas Muslim, 270 tenant produk Islam, 50 tenant kuliner, dan kidzone NussaLand hadir dalam event ini.

Salah satunya adalah komunitas #BeraniHijrahBaik yang menawarkan menghapus tato “berbayar” setoran hapalan QS Ar-Rahman yang dapat dicicil sebulan sekali dalam pertemuan.
Saya terharu saat menyaksikan anak muda menyodorkan tangannya yang masih berhias tato pada relawan yang akan melakukan tindakan, sementara wajahnya terlihat telah bercahaya karena air wudhu. Lalu ada booth Taaruf Online Indonesia yang menyediakan aplikasi untuk membantu proses ta’aruf. Ini berbeda dengan aplikasi perjodohan lain yang menjadi pembuka jalan maksiat. Aplikasi ini sepenuhnya berjalan sesuai syariat.

Selain itu dihadirkan beberapa orang yang akan menjadi mualaf pada hari itu, dituntun membaca syahadat secara perlahan. Disaat menyaksikan itu juga saya sempat meneteskan air mata terharu bercampur bahagia. Sampailah dimana wanita bercadar yang akan dituntun pembacaan syahadatnya, dituntun untuk menuju ridho-NYA, terdengar isak tangis disela pembacaan syahadat, terdengar sangat tulus dan menggetarkan hati. Setelah kalimat terakhir, wanita tersebut jatuh pingsan lalu  panitia membantunya dan melarang segala bentuk dokumentasi saat kejadian itu. Masyaallah, keikhlasan hati, ketulusan memang bukan untuk dipertontonkan, namun semua orang akan tersadar dengan sendirinya.

Perjalanan Hijrah Mereka
Caci maki, sindiran, tatapan sinis, bahkan ancaman sudah mereka hadapi. Ini bukan perjalanan mudah memang, namun insyaallah hasilnya akan indah. Saya tertegun mendengarkan proses hijrah seorang ustaz yang berasal dari Papua, dimana disana muslim masih menjadi minoritas. Dia muslin namun tak dianggap sebagai muslim, pergi ke tanah rantau lalu disepelekan, dan dicurigai. Pernah didatangi ketua RT di tanah rantau karena dianggap bukan seorang muslim dan warga tidak setuju beliau di lingkungan mereka, pernah dicurigai saat akan datang ke masjid, bahkan pernah hampir terbunuh oleh anak panah dari sukunya sendiri. Namun lihat dia sekarang, wajahnya kini bercahaya, disegani setiap orang, tak ada dendam dalam ucapanya, bahkan beliau berhasil mengajak satu desa di tanah kelahiranya untuk memeluk agama Islam.

Hijrah dan Istiqomah
Jika pada masa ‘perubahan’ kamu hanya butuh berjalan lambat-lambat. Maka ketika kamu menjaga perubahan itu, kamu harus memeluknya erat-erat. Agar tak ada satupun dari perubahanmu yang akhirnya lepas satu-satu dan megembalikanmu ke masa lalu.
Maka, teguhkanlah hijrahmu karena tidak ada hijrah atau berproses menjadi lebih baik yang tanpa ujian dan cacian, sebab proses baik yang kita lakukan takkan selamanya orang lain menyukainya.

Bisakah Kau jelaskan, tentang ketidak pahaman yang kini membelenggu di dalam pikiranku. Haruskah aku berlari dari duniaku? Tuk mencari dunia baru untuk diri yang hendak berusaha menjadi baik. Hingga akhirnya, Kau kembali menguatkanku dalam ayat-ayat-Mu. Membuatku paham dan membuatku mengerti apa sesungguhnya yang sedang Kau siapkan untukku ; “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik” (QS. Al-Muzammil : 10) ”.

Siapa bilang generasi millennial tidak peduli?
Dai-dai milenial dan bertaburannya artis-artis hijrah menjadi magnet tersendiri. Menariknya, acara keislaman ini mampu menarik anak muda Muslim milenial. Seolah dahaga spiritual, mereka larut dalam tangis, menyimak tausiyah. Moment-moment haru pun menyeruak di panggung dakwah. Islam tidak kaku, tidak radikal, tidak fanatik dan tidak kolot sebagaimana dipropagandakan oleh Barat berikut media-medianya selama ini. Islam mampu tampil populis. Kece. Keren. Tidak terbelakang. Bisa bersanding dengan gaya hidup milenial. sedikit demi sedikit. Perlahan tapi pasti. Islam telah kembali ke pangkuan umatnya dari keterasingan. Alergi terhadap Islam berikut simbol-simbolnya telah tersembuhkan. Islam tak lagi menakutkan, tapi membanggakan. Bangga ngaji. Bangga berhijab. Bangga berkawan ustaz. Bangga berdakwah. Bangga berhijrah.
Inilah embrio kembalinya budaya Islam. Sebab, Islam memang way of life yang melahirkan gaya hidup tersendiri. Khas. Unik. 

Generasi yang bukan lagi dekat dengan maksiat, sebaliknya, dekat dengan syariat. Petugas Komunitas Berani Hijrah Baik melakukan proses penghapusan tato dalam acara Hijrah Fest 2019 di Jakarta, Minggu (26/5). Tausiyah agama yang dikemas berbeda. Bukan hanya tabligh akbar saja. Hijrahfest Ramadhan akan menyuguhkan pengetahuan Islam yang sangat bermanfaat dan dikemas dalam bentuk kelas khusus.
Saat acara selesai
Allah tidak akan menyiakan-nyiakan hambanya yang memilih jalan hijrah. Seperti Allah mengganti hijrahnya Nabi Musa dari Mesir dengan tanah Palestine yang diberkahi. Seperti hijrahnya Nabi Ibrahim dan wanita mulia Ibunda Hajar dan Ismail dari Palestine dan menggantinya dengan Tanah Suci Mekkah. Seperti hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke negeri yang penuh berkah Madinah.

Semoga saya dan teman-teman bisa menghadiri dan dipertemukan di acara Hijrah Fest selanjutnya dalam keadaan hati dan iman yang lebih baik. 



Devina Wistiasari Jasmine

No comments:

Post a Comment

Instagram