Fashion, Travel and Social enthusiasms|

Fashion, Travel and Social enthusiasms|

Hidup Selaras Bersama Alam di Baduy Dalam

Berbicara tentang Indonesia, berarti berbicara tentang keberagaman budaya dan adat istiadat. Indonesia memiliki lebih dari seribu suku bangsa. Suku-suku tersebut tersebar dari Sabang hingga Marauke. Salah satu suku yang terkenal adalah Suku Baduy Dalam yang terletak di daerah Banten, tepatnya Kabupaten Lebak Banten. Sebuah pencapaian luar biasa setelah menikmati perjalanan ke Baduy dalam, bukan hanya bicara soal wisata, tetapi budaya, adat, persaudaraan, rasa syukur dan banyak hal lain yang aku pelajari sepulangnya dari perjalanan ini. Keindahan alam, keramahan serta kejujuran dari warganya sangat membekas dalam ingatanku, berharap tidak hanya menjamur diingatanku tetapi bisa kalian nikmati perjalanan luar biasa ini dan semoga bisa menjadi referensi penjalananmu melepas kepenatan dan kebisingan kota. 

Keluarga Baru ‘lagi’
Sebagian traveler mungkin menganggap bahwa traveling itu bukan tentang akan kemana, tapi dengan siapa akan pergi. Tiap orang bebas berpendapat, tapi bagiku yang terpenting adalah bagaimana cara kita menikmati perjalanan. 
Bahagia diantara rintik hujan
Perjalanan adalah sebuah pertemuan baru dengan manusia lain. Inilah kesempatan untuk menjalin interaksi dengan orang-orang di waktu yang tepat. Jangan takut untuk mengikuti open trip tanpa ‘travelmate langganan’ kita. Disini aku menemukan teman baru, melakukan segala hal bersama, saling menunggu saat ada yang kelelahan, bahkan makan satu piring bersama, melakukan hal gila dan memalukan padahal baru kenal.
Inilah akhirnya, kamu akan mendapatkan apa yang kamu cari selama ini. Bukan masalah ke mana kamu pergi, sejauh apa kamu melangkah, seberapa lama kamu sendiri di tanah orang, tetapi makna yang kamu dapat atas perjalananmu yaitu “Keluarga”.


Unexpected Tracking


Seperti sebelumnya, perjalanan ini dimotivasi oleh rasa penasaran. Rasa penasaran memang lebih mendominasi dibandingkan planning. Yang ada dalam pikiran aku saat itu ingin menikmati suasana pedesaan dengan cara berbeda, berbeda disini maksudnya explore tradisi dan adat yang ada disana. As my wish, ternyata memang benar-benar berbeda. Sebelum keberangkatan, salah satu anggota di tim perjalananku memberi tahu agar membawa koyo, balsam, dan tracking pool lalu aku hanya tersenyum, buat apaan kan. Ternyata barang yang disebutkan adalah hal yang sangat penting ya teman-teman. Kalian akan melewati track yang mengejutkan dalam waktu yang lumayan panjang dan hal pertama yang akan kalian cari sesampainya di Baduy dalam bukan air tapi koyo dan sebangsanya. Beberapa temanku sudah ke Bromo, Prau dan Dieng, lalu mereka bilang track ke Baduy Dalam ini lebih dari itu. Jangan khawatir, semua benar-benar tergantikan dengan pemandangan indah dan budaya yang belum pernah kalian temui. So, siapkan stamina kalian sebelum nanjak ke Baduy Dalam ya.

Kekayaan Tidak Dilihat dari Bentuk Rumah
Tidak seperti orang yang tinggal di kota pada umumnya yang memiliki rumah besar selalu identik dengan orang kaya, berpangkat tinggi, dan dipandang banyak orang. Lain halnya dengan Suku Baduy Dalam yang bentuk rumahnya hampir serupa satu sama lainnya. Yang membedakan status kekayaan mereka adalah tembikar yang dibuat dari kuningan yang disimpan di dalam rumah. Semakin banyak tembikar yang disimpan, menandakan status keluarga tersebut semakin tinggi dan dipandang orang.

Perjodohan Masih Berlaku

Sebuah hal yang tidak lazim dilakukan pada zaman sekarang namun masih berlaku di Suku Baduy Dalam. Seorang gadis yang sudah berumur 14 tahun akan dijodohkan dengan laki-laki yang berasal dari Suku Baduy Dalam. Selama masa penjodohan, orang tua dari laki-laki Baduy Dalam bebas memilih wanita Baduy Dalam yang disukainya. Namun jika belum menemukan pilihan yang cocok, laki-laki maupun perempuan harus menuruti pilihan sang orang tua ataupun pilihan yang diberikan oleh sang Pu’un.

Peralatan Mandi dari Alam
Jika anda berkunjung ke perkampungan suku Baduy Dalam, jangan harap anda akan menemukan ada masyarakat yang menggunakan sabun, shampo atau pasta gigi saat mandi. Masyarakat lebih memilih menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam untuk membersihkan diri mereka. 
Orang Baduy Dalam menggunakan batu yang kemudian di gosok-gosokan ke tubuh mereka sebagai pengganti sabun mandi yang berbahan kimia. Sementara, untuk membersihkan gigi, mereka menggunakan serabut kelapa. Suku Baduy Dalam memang sangat menghargai alam mereka, mereka tidak ingin menggunakan peralatan yang mengandung bahan kimia dan sampah plastik.

Suka Jalan

Siapa bilang mereka belum pernah ke perkotaan? Suku baduy itu suka jalan. Jalan dalam artian sebenarnya yaitu berjalan kaki. Mereka akan tetap berjalan kaki saat mengunjungi keluarga mereka di kota atau sekedar ke kota untuk menjual hasil panen. Tidak heran jika kondisi alam disasan masih sangat terjaga dan orang-orang Baduy juga sehat-sehat. Gak tanggung-tanggung tujuan terjauh yang pernah mereka tempuh dengan berjalan kaki itu ada Jakarta dan Bogor.

Tanpa listrik, tanpa gadget, dan tanpa kamar mandi tentunya menjadi tantangan seru bagi setiap wisatawan. Kalian harus menuju ke sungai terlebih dahulu untuk mandi atau buang air. Disini anda tidak diperkenankan untuk menggunakan teknologi modern juga tidak boleh menggunakan bahan-bahan kimia untuk membersihkan diri. Anda akan benar-benar hidup menyatu dengan alam.





Bagi kamu yang akan berkunjung kesana, jagalah kerukunan disana dan jangan pernah untuk melangar aturan-aturan adat yang telah mereka buat. Jagalah kebersihan perkampungan disana dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Devina Wistiasari Jasmine

No comments:

Post a Comment

Instagram