Literasi adalah kemampuan dan
keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan
memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Kata literasi itu sendiri bukan lah hal yang baru,
tetapi bagi sebagian orang, kata literasi ini adalah kata yang asing didengar.
Alasanya, lagi-lagi karena kurangnya minat baca dan semakin terkikisnya minat
untuk berdiskusi . Bagi sebagian orang, ini adalah salah satu kemunduran
pemikiran dalam sisi kemajuan teknologi. Gadget
sudah menyingkirkan kepopularitasan buku dan family time dalamkehidupan sehari-hari. Sebagian orang inilah yang
masih peduli terhadap keberlangsungan kehidupan manusia dan meningkatkan budaya
literasi. Salah satunya adalah pemilik café d’linkers ini,. Saya sebagai orang
yang peduli terhadap pendidikan anak dan generasi muda di Indonesia sangat
mengapresiasi kedai makan yang berada di daerah Tiban Impian ini. Saya mulai
sering mengunjungi kedai makan ini pada bulan Juli 2018, berawal dari keisengan
saat berjalan-jalan dan menemukan secercah harapan untuk generasi penerus
bangsa saat melihat tulisan ‘Library’ di
kedai makan tersebut.
Lokasi yang Tenang,
Suasana Nyaman
Kedai makan ini memang tidak berada di pinggir jalan, dan justru lokasi
ini lah yang membuat nilai tambah, karena konsep perpustakaan
yang harus menghadirkan atmosphere yang
nyaman dan tenang untuk orang-orang membaca. Buku yang disediakan di sini cukup
lengkap, mulai dari komik, novel, hingga ensiklopedia. Saya biasanya
mengunjungi kedai makan ini selain untuk membaca buku, untuk mengerjakan tugas
kuliah dan menyelesaikan tugas akhir yang sudah diburu dosen pembimbing.
Bersyukur banget bisa dapat tempat yang senyaman ini untuk mengerjakan tugas.
Bangunan terdiri dari 2 lantai, lantai pertama adalah café yang bergaya
kekinian dan di lantai dua adalah perpustakaan yang cukup luas dengan
dilengkapi pendingin ruangan, karpet dan koleksi buku. Di lantai 2 ini juga
terdapat fasilitas mushola dan toilet.
|
koleksi ensiklopedia |
|
LIbrary lantai 2 |
|
Buku favorit |
|
Lantai 1 |
|
Kedai nampak depan |
Menu Makanan Internasional,
harga Lokal
Menu makanan yang ditawarkan disini beragam mulai dari masakan
tradisional Indonesia hingga menu ala barat, barbeque dan dessert. Kalo rasa
jangan ditanyainlagi deh, enak banget, gak bakalan kecewa karena bahanya masih
fresh dan dimasak dadakan. Harga? Sempurna. Harga yang ditawarkan bersahabat
banget buat kantong para mahasiswa bahwan anak OSIS. Saya suka dengan ayam
bakar yang ada di kedai makan ini, rempah-rempahnya kerasa banget dan berasa
masakan rumah. Harga ayam bakar Rp18.000,- dan es the manis Rp6000,-, harga
yang lebih murah dibandingkan café-café lain yang pernah saya kunjungi.
|
Ada berbagai paket dan promo |
|
Harga bersahabat |
|
BIsa makan keroyokan juga |
|
Kopi favorit |
|
Kue bonus dari pemilik kedai |
Dekorasi Instagramable
Selebgram menjamur di mana-mana dan selalu haus akan tempat kece untuk
berfoto. Kedai makan ini memang mengerti keinginan anak muda zaman now banget deh. Jangan takut dibilang
cupu kalo kamu suka nenteng buku dan hobby baca, karena selain nambah
pengetahuan disini juga bisa jadi tempat kamu berfoto biar nambah followers
instagram kamu. Anak muda zaman sekarang yang dipikirin itu gimana cara agar feed instagramnya terlihat bagus ala-ala
selebgram. Inilah konsep yang ditepkan oleh pemilik kedai makan D’linkers,
mulai dari lantai pertama kamu bisa berfoto di dinding yang sudah didekorasi
sedemikian rupa dengan tema coffee
addicted. Menuju ke lantai 2, kalian akan disuguhi dengan bola lampu
warna-warni yang ada di sepanjang tangga, dan tidak lupa dekorasi keren di
dindingnya.
|
instagramable banget |
|
Bisa buat feed OOTD di IG |
|
Foto di luar kedai pun bagus |
Budaya literasi makin luntur di era gawai atau gadget. Hampir
semua orang selalu menyalahkan teknologi sebagai penyebab anak tidak mau
membaca, apalagi menulis. Apakah memang seperti itu kondisinya?
Gawai tidak sepenuhnya menjadi penyebab rendahnya literasi di
Indonesia. Beberapa penyebab lainnya antara lain belum terbiasa, belum
termotivasi, dan sarana yang minim. Akan tetapi, hal tersebut semestinya tidak
menjadi persoalan jika diimbangi dengan usaha untuk membangun budaya
literasi. Seperti yang dilakukan oleh pemilik kedai makan ini. Peran perpustakaan juga sangat penting untuk
meningkatkan gerakan literasi. Perpustakaan merupakan gudang buku, sedangkan
buku adalah sumber bacaan dan tulisan. Hal yang perlu diperbaiki saat ini
adalah memaksimalkan peran perpustakaan untuk membangun budaya literasi.
Misalnya, menambah koleksi buku, memperbaiki tatanan perpustakaan, atau
menambah jam kunjungan. Semua upaya tersebut dilakukan agar perpustakaan
menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Perpustakaan yang harus
dioptimalkan tidak hanya yang ada di sekolah, tetapi juga daerah. Seharusnya
masyarakat dan pemerintah memberikan apresiasi tinggi untuk orang-orang yang
berusaha meningkatkan budaya literasi seperti ini.
PENTING!
Setiap 3 bulan sekali, kedai makan ini mengadakan giveaway loh, hadiahnya voucher menginap di salah satu hotel
berbintang di Singapore. Perut kenyang, otak terisi, dan liburan tetap jalan. Stay tuned aja di akun facebook
D’Linkers 313 food & library.
|
Giveaway nya voucher menginap di salah satu hotel di Singapore |
No comments:
Post a Comment