Dalam rangka peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja,suatu strategi dan langkah sangat diperlukan. Sebagai salah satu langkah dan strategi meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi terutama bagi kalangan remaja dan pelajar, UKM Kesehatan UIB menyelenggarakan talkshow dan seminar se-Kota Batam yang membahas seluruh aspek yang terkait dengan kesehatan reproduksi dan topik yang sedang hangat diperbincangkan yaitu LGBT.
Bertempat di Aula B lantai 1 Universitas Internasional Batam, seminar ini dibuka oleh pembina UKM yaitu Diah Maya Andina S.Pd, Sabtu(09/04). Pembina berharap acara yang di gagas oleh salah satu UKM yang baru di UIB ini akan mendapat respon positif di seluruh kalangan dan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan seksualitas komprehensif untuk remaja dan cara menangani penyimpangan-penyimpangan seksualitas yang sedang marak saat ini.
Seminar dan talkshow ini mengundang sejumlah pemateri yang berpengalaman di bidangnya, antara lain seperti dr. Denok Maya Dewi (Kasubid Bina Kesehatan KB Jalur Pemerintah dan Swasta BKKBN Kepri) yang menyampaikan materi mengenai Kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual. Selain itu pula, hadir narasumber dari luar kota Batam yaitu, Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kepri, Ahmad Syahroni, S.Pd. Ia menyampaikan materi seksualitass dan penyimpangan yang terjadi.
“Menurut data statistik dari BKKBN 2015, 10 persen dari remaja Indonesia sudah melakukan seks bebas,” ujar dr. Denok Maya Dewi.
Berbicara mengenai ini, nampaknya remaja dan anak muda Indonesia jauh tertinggal dibelakang. UNGASS(United Nations General Assembly Special Session) menyepakati bahwa, ditargetkan 95% remaja dan anak muda memiliki pengetahuan, keahlian, dan akses ke pelayanan kesehatan sehingga bisa melindungi mereka terhadap infeksi HIV. Terbatasnya jumlah remaja dan anak muda yang memiliki pengetahuan maupun keterampilan yang cukup terkait dengan kehidupan seksualnya, menyebabkan banyak remaja dan anak muda yang berisiko terhadap permasalahan eksploitasi seksual, kehamilan yang tidak direncanakan, infeksi menular seksual (IMS). Setengah dari remaja dan anak muda Indonesia tidak menganggap bahwa behubungan intim satu kali berisiko kehamilan.
Tujuan utama dari pendidikan seksualitas adalah mempersiapkan remaja dan anak muda dengan pengetahuan, keterampilan, serta nilai untuk membuat keputusan terkait dengan kehidupan sosial dan seksualnya untuk mencegah perilaku berisiko.
Perilaku beresiko ini juga bisa mengakibatkan penyimpangan seperti LGBT , menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kepri, Ahmad Syahroni, S.Pd “Penyimpangan seksual dapat dihindari dengan pendidikan seksual sejak dini dan lingkungan keluarga serta masyarakat juga berperan penting akan hal ini. ‘ ujarnya .
“Namun dari itu, kita tidak bisa memaksakan pada gender tertentu apa yang seharusnya dilakukan, misalnya seorang anak laki-laki harus bermain mobil-mobilan.” tambahnya.
Pada dasarnya, untuk mencetak remaja yang peduli pada kesehatan reproduksi adalah pendidikan sejak dini dan sosialisasi mengenai pentingnya kespro.
Sebagai bentuk apresiasi untuk para pemateri dan peserta tersebut, pada rangkaian kegiatan seminar ini, UKM Kesehatan menyerahkan sertifikat kepada ke-2 pemateri yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan di acara seminar dan beberapa doorprize bagi peserta dan panitia seminar. (DW)
sumber: Devina Wistiasari
No comments:
Post a Comment